Jangan Bias Interpretasikan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Maluku

21-12-2022 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir saat mengikuti Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Komisi XI DPR RI ke Kota Ambon, Provinsi Maluku, Senin (19/12/2022). Foto: Saum/Man

 

Pertumbuhan ekonomi harus diiringi oleh peningkatan kesejahteraan setiap lapisan masyarakat. Bias dalam menginterpretasikan persentase pertumbuhan ekonomi, khususnya di Provinsi Maluku harus dihindari. Pasalnya, jika hanya mengukur kesejahteraan masyarakat lewat pertumbuhan ekonomi saja, dikhawatirkan program kerja yang dibuat oleh pemerintah hanya akan memperlebar kesenjangan ekonomi antar masyarakat.

 

Demikian hal tersebut diutarakan oleh Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir kepada Parlementaria, usai mengikuti Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Komisi XI DPR RI ke Kota Ambon, Provinsi Maluku, Senin (19/12/2022). Ia menyayangkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku yang cukup signifikan pada tahun 2022 sebesar 6.01 persen, namun tidak sejalan dengan semakin tingginya persentase tingkat kemiskinan sebesar 15,97 persen.

 

“Pertumbuhan ekonomi tidak menggambarkan keutuhan. Kita (Komisi XI DPR RI) minta kepada otoritas lokal di sini mencari tahu penyebabnya apa. Jangan sampai semua pertumbuhan ekonomi itu kita anggap gambaran terbaik untuk seluruh lapisan masyarakat malah, menimbulkan bias. Ini nih yang harus kita hilangkan,” ucap Hafisz.

 

Sehingga, Politisi Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) itu meminta Pemerintah Pusat melalui Lembaga National Single Window (LSNW) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mempertimbangkan kebijakan dalam mengalokasikan dana perimbangan. Seharusnya, jelas Hafisz, dana perimbangan tidak hanya dilihat dari variabel pertumbuhan ekonomi saja.

 

“Untuk memperbaiki ini, memang memerlukan effort yang sangat besar. Maka dari itu, saya mengimbau kepada Menteri Keuangan untuk memberikan dana perimbangan pusat ke daerah itu harus juga dilihat kebutuhan-kebutuhan mendasar apa yang harus kita berikan.  Jangan hanya berdasarkan, ‘oh kamu harus 1 persen’, jangan kita pakai ukuran-ukuran seperti itu lagi,” tandas Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) itu. (ts/rdn)

BERITA TERKAIT
Fathi Apresiasi Keberhasilan Indonesia Bergabung dalam BRICS, Sebut Langkah Strategis untuk Perekonomian Nasional
08-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi, menyampaikan apresiasi atas pengumuman resmi yang menyatakan Indonesia sebagai anggota penuh...
Perusahaan Retail Terlanjur Pungut PPN 12 Persen, Komisi XI Rencanakan Panggil Kemenkeu
05-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menegaskan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu)...
Edukasi Pasar Modal Sejak Dini Dapat Meningkatkan Literasi Keuangan Generasi Muda
04-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi menyambut baik usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menginginkan edukasi...
Anis Byarwati Apresiasi Program Quick Win Prabowo: Potensi Kebocoran Anggaran Harus Diminimalisasi
25-12-2024 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, menyatakan apresiasi dan dukungannya terhadap komitmen Presiden Prabowo untuk menjadikan...